Belajar Tentang Rezeki Dari Anak Burung Gagak
BUGHATS (BURUNG GAGAK)
Ditulis ustadz Munari Abdillah
Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ
Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.
Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?
"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats".
Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
ماشاءالله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.
... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)
Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."
Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.
Mari introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat.
Itulah sikap selayaknya seorang muslim.
اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahuwata'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nakmat. Perbanyaklah bersyukur dan beristiqfar agar kita disayang Allah Subhanahuwata'ala.
Selamat bekerja.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini.
آمــــــــــــــــــين يا رب العالمين
والله أعلمُ بالـصـواب
Benarkah Burung Gagak Binatang Yang Cerdas?
Burung gagak dikenal sebagai salahsatu hewan yang seringkali dikitkan dengan pembawa pesan kematian dan misteri.
Di balik berbagai misteri dan mitos yang meneyertai keberadaan burung gagak ternyata ada sebuah fakta yang menunjukan bahwa burung gagak ini merupakan salahsatu hewan yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Berbagai setudi mengenai kecerdasan burung gagak ini dilakukan dan dari situ ditemukan beragam fakta mengejutkan mengenai kecerdasan dari burung berwarna hitam.
Dengan otak yang dikatahui besar jika dibandingkan dengan bentuk tubuhnya gagak diketahui memiliki kualitas kecerdasan yang sangat mengagumkan. Sejak lama manusia mengetahuinya sebagai burung yang sangat pandai dalam menggunakan peralatan dan sumber daya di sekitarnya untuk mendapatkan makanan. Bisa dibayangkan betapa menariknya melihat seekor burung menggunakan ranting kering untuk menjangkau makanan dalam lubang, menyusun bebatuan dan beragam sumber daya lainya di sekitar. Tapi yang lebih mengagumkan dari itu adalah, gagak mampu menyimpan peralatan penting yang biaa ia gunakan untuk mendapatkan makanan untuk kembali digunakan ketika diperlukan.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, burung gagak adalah salahsatu jenis biantang yang diketahui bisa mengingat apa perlakuan yang poernah didapatnya. Seekor burung gagak dapat memiliki dendam terhadap orang-orang yang pernah berlaku idak baik kepadanya, bahkan dengan pengalaman masa lalu ia mampu merencanakan apa yang harus dilakukannya di masa depan, ia merupakan pembelajar yang sangat baik, sehingga ia tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.
Seringkali burung gagak juga biasanya bisa daling mengingatkan kepada kawannya terhadapa bahayan yang mengancam. Biasanya ancaman datang dai elang yang ingin memangsanya. Mreka menggunakan banyak sekali bahasa isyarat untuk saling memperingatkan, dan itu merupakan bukti lain bahwa gagak memang memiliki kecerdasan luar biasa.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, hal tersebut juga membantunya dalam beradaptasi dengan lingkunagn baru, bahkan yang cukup ekstrim, mereka mampu bertahan dengan memanfaatkan intelektualitas yang dimilikinya. Tidak hanya dengan menggunakan beragam benda di sekitarnya, burung ini juga dapat mendapatkan bantuan dari binatang lainnya utnu mendapatkan makanan.
Ciri khas yang paling umum dimiliki burung yang hidup di semua tempat di dunia kecuali Amerika Selatan dan Antaratika ini adalah bulunya yang berwarna hitam pekat. Bulu hitam tersebut dimilikinya sebagai salahsatu metode kamuflase di tempat gelap agar terhindar dari kejaran pemangsa alam lainnya, yakni burung elang. Meskipun demikian, gagak juga memeiliki cukup benayka jenis yang dapat dibedakan dari ciri-ciri khusus, yang biasanya ditemukan dari corak marna unik dan karakteristik tubuh khusus yang jika dilihat secara umum tidak etrlihat perbedaan yang terlalu mencolok.
Kecerdasan burung gagak juga sebenarnya telah diriwayatkan oleh Allah SWT dalam cerita Qabil dan Habil, yang merupakan anak dari Nabi Adam AS. Qabil diriwayatkan membunuh Habil saudaranya sendiri, ia kemudian kebingungan bagaimana menyembunyika Habil, dan pada saat itu seekor burung gagak datang dan memberikan pegetahuan bagaimana cara menguburkan mayat manusia dengan cara menggali tanah, kemudian menimbunnya kembali dengan tanah di sekitarnya.
Ada penelitian bagaimana seekor gagak mampu memakai alat di alam bebas; misalnya mencungkil kayu gelondongan dengan ranting. Di Jepang, gagak menaruh kacang di bawah ban kendaraan yang berhenti pada saat lampu merah, untuk membuka kulitnya.
Perilaku pembuatan alat pada spesies non-manusia sangat jarang ditemui, gagak mungkin yang paling pintar! Penelitian lain bahkan menyatakan beberapa spesies gagak liar menunjukkan pemahaman yang lebih baik dibanding simpanse dalam soal membuat dan memakai alat.
Para peneliti Inggris juga mencatat kalau burung yang hidup berkelompok dan kawin sekali saja seumur hidup ini membuat alat di penangkaran. Gagak New Caledonia bernama Betty membuat cantelan lengkung dari kabel bekas untuk membantunya meraih makanan dalam suatu tabung sempit.
Gagak juga sensitif. Kevin McGowan, ornitolog dari Cornell menyelidiki satu populasi gagak dekat Ithaca, New York, selama 16 tahun. Ketika virus West Nile menyerang, ia melihat perilaku layaknya manusia— gagak yang sehat berdiri menjaga yang sekarat, dan yang betina ditinggalkan membawa anak-anaknya kembali bersama ke tempat orangtuanya.
Berdasarkan hasil studi terbaru dari Lund University, Swedia, meskipun memiliki ukuran otak yang lebih kecil, burung gagak (Corvus Corax) dan anggota lain dari keluarga Corvidae ternyata memiliki tingkat kepandaian setara simpanse, bahkan mengalahkan orangutan. Juga sampai mengakali kegagahan burung elang.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa memang ukuran otak tidak serta merta menentukan tingkat kecerdasan. Namun tim peneliti di studi ini berpendapat bahwa kecerdasan mungkin berhubungan dengan struktur otak, dan berapa banyak neuron yang dimiliki.
Sebuah otak simpanse kira-kira memiliki ukuran 26 kali lebih besar dibandingkan burung gagak, sementara berdasarkan uji coba tersebut burung gagak Western Jackdaw memiliki tingkat keberhasilan lebih besar daripada bonobo (simpanse kerdil) atau gorila, yang memiliki ukuran otak 70-94 kali lebih kecil dari keduanya.
Hasil studi mengenai kepintaran burung gagak ini telah dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science, seperti dilansir Beritagar.id.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal nature, gagak (Corvus Corax) berbagi kemampuan seperti manusia untuk berpikir secara abstrak tentang pikiran gagak lain, mengadaptasi perilaku mereka dengan menghubungkan persepsi mereka sendiri kepada gagak lain.
Studi terbaru konon menunjukkan bahwa hewan non-manusia seperti simpanse, dan monyet memiliki sebuah Theory of Mind, sebuah dasar kemampuan untuk mengikatkan keadaan mental kepada orang lain. Namun, penelitian ini masih kontroversial karena mereka mencampuradukkan hal umum seperti orientasi kepala atau garis tatapan, yang bisa berfungsi sebagai isyarat asosiatif.
Penelitian yang dipimpin oleh Thomas Bugnyar dari University of Vienna merupakan yang pertama untuk menyingkirkan pencampuradukkan ini. Dr. Bugnyar dan rekan menguji gagak untuk memahami cara mereka melihat sebagai kondisi mental, menggunakan predisposisi burung untuk bersaing mendapatkan makanan yang tersembunyi.
Dalam langkah pertama, burung-burung menunjukkan perilaku melindungi persembunyian ketika dominan terlihat, tetapi justru sebaliknya ketika mereka hanya terdengar dari kamar yang berdekatan.
Pada langkah berikutnya, mereka diperkenalkan dengan lubang kecil, yang memungkinkan mereka untuk mengintip ke kamar yang berdekatan. Dengan lubang intip terbuka, burung gagak langsung menjaga persembunyian mereka dari penemuan ketika mereka mendengar dominan di ruangan itu.
Kehadiran dominan disimulasikan melalui pemutaran suara. Oleh karena itu, tidak ada isyarat perilaku yang gagak dapat arahkan, namun mereka berperilaku seperti seseorang yang dapat melihat mereka.
“Temuan ini menawarkan informasi yang dibutuhkan di beberapa arena, termasuk bukti bahwa gagak dapat berfungsi sebagai model hewan dalam penelitian yang melibatkan kognisi sosial,” kata rekan penulis studi, Dr Cameron Buckner dari University of Houston.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa mental gagak mengintegrasikan informasi tentang keberadaan terdengar orang lain dan pengalaman visual mereka sendiri dengan melihat melalui lubang intip, yang cocok dengan salah satu hipotesis terbaru bagaimana Teori Pikiran bisa bekerja,” kata Dr. Bugnyar.
Di antara jenis unggas, gagak diketahui tergolong mempunyai tingkat intelegensi tinggi. Kecerdasan ini sejak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu manusia. Hewan yang termasuk dalam genus atau marga Corvus ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya.
DONGENG TENTANG ANAK-ANAK BURUNG GAGAK & SEBUAH SUMUR
Tahun ini, musim kemarau sangat panjang. Tumbuhan mulai mengering, sungai-sungai kehilangan aliran airnya, mata air kering dan air sumur menyusut. Beberapa binatang bahkan mati akibat suhu panas dan haus. Semua hewan dan tumbuhan selalu berdoa atas hujan yang hadir dan memberi kehidupan pada mereka. Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat seorang ibu gagak mengajak anak-anaknya yang berjumlah 8 orang untuk migrasi ke daerah yang lebih sejuk dan memiliki persediaan air yang cukup. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka berangkat ke daerah lain bersama-sama.
Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan. Hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi, ditambah lagi terpaan matahari yang panas. Bahkan ibu gagak tidak bisa mendiamkan mereka.
Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dasarnya.
Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Mereka tidak bisa mencapai dasar kendi, pada gagak perlu tempat berpijak saat minum, jika tidak, mereka bisa tercebur ke air dan mati. Tidak ada satupun yang berani masuk ke dalam kendi untuk minum.
Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi.
Akhirnya sang ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukkan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukkan kerikil.
Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam air. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Dan akhirnya, setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan.
Pelajaran Hidup : Anda bisa belajar bahwa masalah tidak akan selesai dengan bertengkar. Yang bisa Anda lakukan adalah berpikir dalam ketenangan bagaimana menyelesaikan masalah itu. Kesabaran dan kerjasama juga menjadi kunci penting akan sebuah keberhasilan.
Dari berbagai sumber
Ditulis ustadz Munari Abdillah
Seorang ulama dari Suriah bercerita tentang do'a yang selalu ia lantunkan. Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ
Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kepada bughats.
Apakah "bughats" itu?
Dan bagaimana kisahnya?
"Bughats" anak burung gagak yang baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yang disebut "bughats".
Ketika sudah besar dia menjadi gagak (ghurab).
Apa perbedaan antara bughats dan ghurab?
Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.
Saat induknya menyaksikanya, ia tidak terima itu anaknya, hingga ia tidak mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.
Anak burung kecil malang yang baru menetas dari telur itu tidak mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.
Lalu bagaimana ia makan dan minum...?
Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.
Allah menciptakan _aroma_ tertentu yang keluar dari tubuh anak gagak tersebut sehingga mengundang datangnya serangga ke sarangnya. Lalu berbagai macam ulat dan serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak dan ia pun memakannya.
ماشاءالله
Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sudah tumbuh.
Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya dan ia pun mau memberinya makan sehingga tumbuh dewasa untuk bisa terbang mencari makan sendiri.
Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang dan serangga tidak berdatangan lagi ke sarangnya.
Dia-lah Allah, Ar Razaq, Yg Maha Penjamin Rezeki.
... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)
Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam:
"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dalam qalbuku bahwa seseorang tidak akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kepada Allah, dan perindahlah caramu meminta kepada Allah. Jangan sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya tidak akan didapatkan sesuatu yang ada di sisi Allah kecuali dengan menta'atinya."
Jadi tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki dan seringkali tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.
Mari introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat.
Itulah sikap selayaknya seorang muslim.
اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)
Oleh sebab itu wahai kaum muslim, janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah Subhanahuwata'ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah (menerima) dalam mensyukuri nakmat. Perbanyaklah bersyukur dan beristiqfar agar kita disayang Allah Subhanahuwata'ala.
Selamat bekerja.
Semoga hidup kita dicukupkan oleh rezeki yang halalan thoyyiban dan dipenuhi keberkahan didalam mencari karunia Allah Subhanahuwata'ala diatas muka bumi ini.
آمــــــــــــــــــين يا رب العالمين
والله أعلمُ بالـصـواب
Benarkah Burung Gagak Binatang Yang Cerdas?
Burung gagak dikenal sebagai salahsatu hewan yang seringkali dikitkan dengan pembawa pesan kematian dan misteri.
Di balik berbagai misteri dan mitos yang meneyertai keberadaan burung gagak ternyata ada sebuah fakta yang menunjukan bahwa burung gagak ini merupakan salahsatu hewan yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Berbagai setudi mengenai kecerdasan burung gagak ini dilakukan dan dari situ ditemukan beragam fakta mengejutkan mengenai kecerdasan dari burung berwarna hitam.
Dengan otak yang dikatahui besar jika dibandingkan dengan bentuk tubuhnya gagak diketahui memiliki kualitas kecerdasan yang sangat mengagumkan. Sejak lama manusia mengetahuinya sebagai burung yang sangat pandai dalam menggunakan peralatan dan sumber daya di sekitarnya untuk mendapatkan makanan. Bisa dibayangkan betapa menariknya melihat seekor burung menggunakan ranting kering untuk menjangkau makanan dalam lubang, menyusun bebatuan dan beragam sumber daya lainya di sekitar. Tapi yang lebih mengagumkan dari itu adalah, gagak mampu menyimpan peralatan penting yang biaa ia gunakan untuk mendapatkan makanan untuk kembali digunakan ketika diperlukan.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, burung gagak adalah salahsatu jenis biantang yang diketahui bisa mengingat apa perlakuan yang poernah didapatnya. Seekor burung gagak dapat memiliki dendam terhadap orang-orang yang pernah berlaku idak baik kepadanya, bahkan dengan pengalaman masa lalu ia mampu merencanakan apa yang harus dilakukannya di masa depan, ia merupakan pembelajar yang sangat baik, sehingga ia tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.
Seringkali burung gagak juga biasanya bisa daling mengingatkan kepada kawannya terhadapa bahayan yang mengancam. Biasanya ancaman datang dai elang yang ingin memangsanya. Mreka menggunakan banyak sekali bahasa isyarat untuk saling memperingatkan, dan itu merupakan bukti lain bahwa gagak memang memiliki kecerdasan luar biasa.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, hal tersebut juga membantunya dalam beradaptasi dengan lingkunagn baru, bahkan yang cukup ekstrim, mereka mampu bertahan dengan memanfaatkan intelektualitas yang dimilikinya. Tidak hanya dengan menggunakan beragam benda di sekitarnya, burung ini juga dapat mendapatkan bantuan dari binatang lainnya utnu mendapatkan makanan.
Ciri khas yang paling umum dimiliki burung yang hidup di semua tempat di dunia kecuali Amerika Selatan dan Antaratika ini adalah bulunya yang berwarna hitam pekat. Bulu hitam tersebut dimilikinya sebagai salahsatu metode kamuflase di tempat gelap agar terhindar dari kejaran pemangsa alam lainnya, yakni burung elang. Meskipun demikian, gagak juga memeiliki cukup benayka jenis yang dapat dibedakan dari ciri-ciri khusus, yang biasanya ditemukan dari corak marna unik dan karakteristik tubuh khusus yang jika dilihat secara umum tidak etrlihat perbedaan yang terlalu mencolok.
Kecerdasan burung gagak juga sebenarnya telah diriwayatkan oleh Allah SWT dalam cerita Qabil dan Habil, yang merupakan anak dari Nabi Adam AS. Qabil diriwayatkan membunuh Habil saudaranya sendiri, ia kemudian kebingungan bagaimana menyembunyika Habil, dan pada saat itu seekor burung gagak datang dan memberikan pegetahuan bagaimana cara menguburkan mayat manusia dengan cara menggali tanah, kemudian menimbunnya kembali dengan tanah di sekitarnya.
Ada penelitian bagaimana seekor gagak mampu memakai alat di alam bebas; misalnya mencungkil kayu gelondongan dengan ranting. Di Jepang, gagak menaruh kacang di bawah ban kendaraan yang berhenti pada saat lampu merah, untuk membuka kulitnya.
Perilaku pembuatan alat pada spesies non-manusia sangat jarang ditemui, gagak mungkin yang paling pintar! Penelitian lain bahkan menyatakan beberapa spesies gagak liar menunjukkan pemahaman yang lebih baik dibanding simpanse dalam soal membuat dan memakai alat.
Para peneliti Inggris juga mencatat kalau burung yang hidup berkelompok dan kawin sekali saja seumur hidup ini membuat alat di penangkaran. Gagak New Caledonia bernama Betty membuat cantelan lengkung dari kabel bekas untuk membantunya meraih makanan dalam suatu tabung sempit.
Gagak juga sensitif. Kevin McGowan, ornitolog dari Cornell menyelidiki satu populasi gagak dekat Ithaca, New York, selama 16 tahun. Ketika virus West Nile menyerang, ia melihat perilaku layaknya manusia— gagak yang sehat berdiri menjaga yang sekarat, dan yang betina ditinggalkan membawa anak-anaknya kembali bersama ke tempat orangtuanya.
Berdasarkan hasil studi terbaru dari Lund University, Swedia, meskipun memiliki ukuran otak yang lebih kecil, burung gagak (Corvus Corax) dan anggota lain dari keluarga Corvidae ternyata memiliki tingkat kepandaian setara simpanse, bahkan mengalahkan orangutan. Juga sampai mengakali kegagahan burung elang.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa memang ukuran otak tidak serta merta menentukan tingkat kecerdasan. Namun tim peneliti di studi ini berpendapat bahwa kecerdasan mungkin berhubungan dengan struktur otak, dan berapa banyak neuron yang dimiliki.
Sebuah otak simpanse kira-kira memiliki ukuran 26 kali lebih besar dibandingkan burung gagak, sementara berdasarkan uji coba tersebut burung gagak Western Jackdaw memiliki tingkat keberhasilan lebih besar daripada bonobo (simpanse kerdil) atau gorila, yang memiliki ukuran otak 70-94 kali lebih kecil dari keduanya.
Hasil studi mengenai kepintaran burung gagak ini telah dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science, seperti dilansir Beritagar.id.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal nature, gagak (Corvus Corax) berbagi kemampuan seperti manusia untuk berpikir secara abstrak tentang pikiran gagak lain, mengadaptasi perilaku mereka dengan menghubungkan persepsi mereka sendiri kepada gagak lain.
Studi terbaru konon menunjukkan bahwa hewan non-manusia seperti simpanse, dan monyet memiliki sebuah Theory of Mind, sebuah dasar kemampuan untuk mengikatkan keadaan mental kepada orang lain. Namun, penelitian ini masih kontroversial karena mereka mencampuradukkan hal umum seperti orientasi kepala atau garis tatapan, yang bisa berfungsi sebagai isyarat asosiatif.
Penelitian yang dipimpin oleh Thomas Bugnyar dari University of Vienna merupakan yang pertama untuk menyingkirkan pencampuradukkan ini. Dr. Bugnyar dan rekan menguji gagak untuk memahami cara mereka melihat sebagai kondisi mental, menggunakan predisposisi burung untuk bersaing mendapatkan makanan yang tersembunyi.
Dalam langkah pertama, burung-burung menunjukkan perilaku melindungi persembunyian ketika dominan terlihat, tetapi justru sebaliknya ketika mereka hanya terdengar dari kamar yang berdekatan.
Pada langkah berikutnya, mereka diperkenalkan dengan lubang kecil, yang memungkinkan mereka untuk mengintip ke kamar yang berdekatan. Dengan lubang intip terbuka, burung gagak langsung menjaga persembunyian mereka dari penemuan ketika mereka mendengar dominan di ruangan itu.
Kehadiran dominan disimulasikan melalui pemutaran suara. Oleh karena itu, tidak ada isyarat perilaku yang gagak dapat arahkan, namun mereka berperilaku seperti seseorang yang dapat melihat mereka.
“Temuan ini menawarkan informasi yang dibutuhkan di beberapa arena, termasuk bukti bahwa gagak dapat berfungsi sebagai model hewan dalam penelitian yang melibatkan kognisi sosial,” kata rekan penulis studi, Dr Cameron Buckner dari University of Houston.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa mental gagak mengintegrasikan informasi tentang keberadaan terdengar orang lain dan pengalaman visual mereka sendiri dengan melihat melalui lubang intip, yang cocok dengan salah satu hipotesis terbaru bagaimana Teori Pikiran bisa bekerja,” kata Dr. Bugnyar.
Di antara jenis unggas, gagak diketahui tergolong mempunyai tingkat intelegensi tinggi. Kecerdasan ini sejak lama diketahui manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu manusia. Hewan yang termasuk dalam genus atau marga Corvus ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya.
DONGENG TENTANG ANAK-ANAK BURUNG GAGAK & SEBUAH SUMUR
Tahun ini, musim kemarau sangat panjang. Tumbuhan mulai mengering, sungai-sungai kehilangan aliran airnya, mata air kering dan air sumur menyusut. Beberapa binatang bahkan mati akibat suhu panas dan haus. Semua hewan dan tumbuhan selalu berdoa atas hujan yang hadir dan memberi kehidupan pada mereka. Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat seorang ibu gagak mengajak anak-anaknya yang berjumlah 8 orang untuk migrasi ke daerah yang lebih sejuk dan memiliki persediaan air yang cukup. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya mereka berangkat ke daerah lain bersama-sama.
Rasa lelah dan haus menerpa keluarga gagak ini, akhirnya mereka beristirahat di sebuah rumah petani yang sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka semua sangat kehausan. Hal ini menimbulkan pertengkaran akibat emosi, ditambah lagi terpaan matahari yang panas. Bahkan ibu gagak tidak bisa mendiamkan mereka.
Gagak paling kecil menghindari keributan saudara-saudaranya, dia bersedih karena pertengkaran itu. Akhirnya dia terbang mengitari rumah dan mencari siapa tahu ada persediaan air yang tersisa. Si gagak kecil akhirnya berhasil menemukan sebuah kendi di belakang rumah petani. Kendi itu berisi sedikit sekali air di dasarnya.
Si kecil memanggil ibu dan saudara-saudaranya. Rasanya percuma bila ada kendi berisi air yang sangat sedikit. Mereka tidak bisa mencapai dasar kendi, pada gagak perlu tempat berpijak saat minum, jika tidak, mereka bisa tercebur ke air dan mati. Tidak ada satupun yang berani masuk ke dalam kendi untuk minum.
Si gagak kecil tidak kehabisan akal, dia melihat tumpukan kerikil di luar rumah petani. Akhirnya dia terbang dan memasukkan kerikil itu ke dalam kendi. Saudara-saudaranya yang lain tidak tahu apa yang sedang dilakukan si gagak kecil dengan memasukkan kerikil ke dalam kendi.
Akhirnya sang ibu gagak mengerti, anak bungsunya memasukkan kerikil agar air yang ada di dasar kendi naik ke permukaan, sehingga mereka semua bisa minum dengan berpijak pada bibir kendi. Sang ibu meminta agar semua anaknya membantu si bungsu memasukkan kerikil.
Dengan kesabaran dan kerjasama, akhirnya air di dasar kendi naik ke permukaan. Mereka semua bergantian meminum air itu tanpa khawatir tercebur ke dalam air. Semua gagak memuji ide sang gagak kecil. Dan akhirnya, setelah melegakan tenggorokan, keluarga gagak itu terbang dan sampai di daerah yang lebih subur dan banyak hujan.
Pelajaran Hidup : Anda bisa belajar bahwa masalah tidak akan selesai dengan bertengkar. Yang bisa Anda lakukan adalah berpikir dalam ketenangan bagaimana menyelesaikan masalah itu. Kesabaran dan kerjasama juga menjadi kunci penting akan sebuah keberhasilan.
Dari berbagai sumber
Comments
Post a Comment