Teknik dan Cara Inokulasi (Suntik) Gubal Pohon Gaharu
Syarat dan Cara Inokulasi Pohon Gaharu Untuk Menghasilkan Resin Yang Memiliki Daya Jual Tinggi
Pohon gaharu yang akan disuntik sebaiknya yang sudah berbuah dan berumur 5-6 tahun. Pohon gaharu tersebut memiliki pertumbuhan pohon pesat, dengan garis tengah batang >10 cm. Kelembapan pohon cukup tinggi, keadaan disekitar pohon yang cukup teduh membuat kelembapan cukup tinggi. Itulah beberapa syarat yang wajib dipenuhi pohon gaharu yang akan dilakukan penyuntikan gubal gaharu.
Cara Penyuntikan Gubal Gaharu
Alat-alat:
1) Bor kayu dengan garis tengah 13 mm.
2) Spidol permanen.
3) Kapas, spatula, dan pinset.
4) Lilin lunak atau gluteks.
5) Meteran.
6) Alkohol 70%.
7) Bibit gubal gaharu.
Langkah-langkah Cara Menyuntik Gubal
Pembuatan Lubang
Penyediaan inokulan pembentuk gubal baru memerlukan sarana dan prasarana laboratorium yang steril dan tenga mikrobiologi yang terampil. Oleh karena itu, penyedian inokulan tidak mungkin dilakukan oleh petani. Penyediaan inokulan hanya dapat dilakukan oleh lembaga terkait dan pemerintah daerah tempat gaharu dikembangkan.
Inokulan yang dikembangkan di laboratorium merupakan biakan murni dari produksi inokulan murni hasil pemurnian (isolasi) pohon gaharu di sekitar kawasan budi daya. Jamur pembentuk gubal yang ditumbuhkan pada media khusus dapat menjadi inokulan untuk inokulasi ke dalam pohon atau akar gaharu sebagai pemacu pembentukan gubal baru. Pemakaian bibit gubal dapat menghindari penebangan gaharu yang sia-sia di hutan.
Teknik pengembangan inokulan dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
a. Jamur Cytosphaera malaccensis sebagai hasil isolasi dari gubal yang terbentuk pada batang gaharu Aquilaria malaccensis.
b. Phialophora parasitica dapat menginfeksi pohon yang masih hidup dan potongan batang yang sudah mati.
c. Mikoriza abuskular, vesicular pada gubal yang diperoleh dari akar pohon Aquilaria malaccensis.
d. Jamur Fusarium lateritium, Fusarium popullaria, Fusarium rhinocledeilla, Fusarium rizoctonia, Fusarium oxisporium, Fusarium bulbigenum, dan Fusarium botryodiplodia.
e. Fusarium lateritium merupakan mikroba yang lebih efektif dalam memacu pembentukan gubal gaharu pada pohon Gyrinops versteegii. Jamur tersebut lebih efektif daripada jamur Fusarium popullaria. Semua jenis Fusarium dapat membentuk gubal, terutama Fusarium lateritium.
f. Jamur Lasiodiploda sp.
g. Jamur Libertella sp.
h. Jamur Trichoderma sp.
i. Jamur Thielaviopsis sp.
j. Jamur Phytium sp.
k. Jamur Scytalidium sp.
Cara lain mendapatkan gubal gaharu adalah mirip dengan pembuatan gaharu sisip, yaitu potongan gubal gaharu kecil dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat dengan bor ke dalam pohon, kemudian lubang ditutup dengan lilin. Potongan gubal gaharu berfungsi sebagai inokulan pada pohon gaharu yang masih sehat. Namun, cara tersebut tidak banyak dilakukan dan yang umum dilakukan adalah dengan menyuntikan Fusarium lateritium.
Pemberian zat stressing agent, yaitu zat pengatur tumbuh yang dapat memanipulasi atau mengkondisikan system pertahanan pohon melemah sehingg mempercepat terjadinya infeksi yang dapat membentuk gubal gaharu. Pemberian zat stressing agent telah dicoba untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Agar tanaman gaharu stress, dapat pula dilakukan dengan cara melukai pohon atau memasukkan karbit ke dalam lubang yang dibuat pada batangnya. Biasanya, Fusarium, masuk kedalam tubuh tananam secara alami dan membentuk gubal gaharu secara alami juga.
Teknik dan Cara Inokulasi Gaharu dengan Sistem Infus
Ada tiga hipotesa tentang bagaimana proses terbentuknya Gubal Gaharu yaitu:
Produk utama yang diambil dari pohon gaharu adalah resin gaharu yang bernilai tinggi. Harga perkilo kayu gaharu yang mengandung resin atau gupal bisa diharga hingga puluhan juta rupiah. Untuk pohon gaharu alam, resin atau gupal biasanya terbentuk secara alamiah sedangkan gaharu yang berasal dari penanaman biasanya memerlukan perlakuan khusus agar pohon tersebut bisa mengeluarkan resin atau gupal yaitu dengan cara penyuntikan gubal gaharu. Penyuntikan gubal gaharu pada pohon gaharu memerlukan penanganan yang cermat supaya berhasil.Gaharu atau Aquilaria malaccensis adalah sejenis pohon anggota suku gaharu-gaharuan. Jenis ini dapat dijumpai di Banglades, Bhutan, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pohon gaharu memiliki nama ilmiah: Aquilaria malaccensis. (wikipedia)
Pohon gaharu yang akan disuntik sebaiknya yang sudah berbuah dan berumur 5-6 tahun. Pohon gaharu tersebut memiliki pertumbuhan pohon pesat, dengan garis tengah batang >10 cm. Kelembapan pohon cukup tinggi, keadaan disekitar pohon yang cukup teduh membuat kelembapan cukup tinggi. Itulah beberapa syarat yang wajib dipenuhi pohon gaharu yang akan dilakukan penyuntikan gubal gaharu.
Cara Penyuntikan Gubal Gaharu
Alat-alat:
1) Bor kayu dengan garis tengah 13 mm.
2) Spidol permanen.
3) Kapas, spatula, dan pinset.
4) Lilin lunak atau gluteks.
5) Meteran.
6) Alkohol 70%.
7) Bibit gubal gaharu.
Langkah-langkah Cara Menyuntik Gubal
Pembuatan Lubang
- Jarak lubang pertama dengan permukaan tanah 20 cm.
- Jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya 10 cm.
- Mata bor dan lubang bor disterilkan dengan menggunakan alcohol.
- Lubang bor dibuar setiap sepertiga lingkaran pohon. Batang yang akan disuntik diukur dan diberi tanda dengan spidol permanen.
- Setiap menyelesaikan satu lubang, mata bor harus disterilkan.
- Arah lubang miring, kurang lebih 15o-30o ke arah atas dengan tujuan agar air hujan tidak masuk ke dalam lubang.
- Kedalaman bor sepertiga garis tengah pohon.
Dalam pelaksanaannya, penyuntikan harus dilakukan dalam keadaan steril karena bila tidak steril tanaman mudah terkontaminasi mikroba lain yang dapat mengakibatkan kegagalan.Penyuntikan Gubal
- Bibit gubal baru dimasukkan ke dalam lubang sampai penuh sebelum lubang menjadi kering dengan cara menekan dengan menggunakan spatula yang steril.
- Lubang yang telah terisi bibit gubal segera ditutup dengan lilin lunak atau gluteks. Penutupan dengan lilin bertujuan agar air tidak masuk ke dalam lubang. Sebulan sekali lubang perlu dikontrol, ada kebocoran atau tidak.
- Cara lain, lubang yang telah berisi bibit gubal (inokulan) sebaiknya tidak ditutup agar udara bebas masuk ke dalam lubang sehingga inokulan dapat berkembang dengan baik dan banyak jaringan kayu yang terinfeksi. Semakin banyak jaringan yang terinfeksi, produksi gaharu akan semakin tinggi.
- Pilih secara acak tiga pohon garahu yang telah disuntik.
- Tepat diatas atau dibawah tempat penyuntikan dibor kembali.
- Kayu hasil pengeboran diperiksa warnanya. Bila warna kayu menjadi cokelat dan ketika dibakar berbau wangi, berarti penyuntikan berhasil.
- Bila hasil pengeboran berwarna putih dan ketika dibakar tidak mengeluarkan bau wangi, berarti penyuntikan tidak berhasil.
- Bila belum berhasil, pemeriksaan diulang tiga bulan kemudian.
- Bila belum berhasil, perlu dilakukan penyuntikan ulang.
Penyediaan inokulan pembentuk gubal baru memerlukan sarana dan prasarana laboratorium yang steril dan tenga mikrobiologi yang terampil. Oleh karena itu, penyedian inokulan tidak mungkin dilakukan oleh petani. Penyediaan inokulan hanya dapat dilakukan oleh lembaga terkait dan pemerintah daerah tempat gaharu dikembangkan.
Inokulan yang dikembangkan di laboratorium merupakan biakan murni dari produksi inokulan murni hasil pemurnian (isolasi) pohon gaharu di sekitar kawasan budi daya. Jamur pembentuk gubal yang ditumbuhkan pada media khusus dapat menjadi inokulan untuk inokulasi ke dalam pohon atau akar gaharu sebagai pemacu pembentukan gubal baru. Pemakaian bibit gubal dapat menghindari penebangan gaharu yang sia-sia di hutan.
Teknik pengembangan inokulan dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
- Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi jamur pembentukan gabul baru.
- Ambil potongan batang atau cabang pohon yang terinfeksi sebagai preparat.
- Masukkan preparat ke dalam kotak es untuk di bawa ke laboratorium.
- Kembangkan spora dari preparat di dalam media, kemudian indentifikasi jenis jamurnya sebagai biakan murni.
- Kembangkan spora biakan murni ke dalam media padat, seperti serbuk gergaji pohon gaharu.
- Masukkan media pada ke dalam incubator pembiakan dalam suhu 24-32 oC dan kelembapan 80% selama 1-2 bulan.
- Masukkan spora yang sudah dibiakkan ke dalam botol dan simpanlah botol dalam freezer incubator.
a. Jamur Cytosphaera malaccensis sebagai hasil isolasi dari gubal yang terbentuk pada batang gaharu Aquilaria malaccensis.
b. Phialophora parasitica dapat menginfeksi pohon yang masih hidup dan potongan batang yang sudah mati.
c. Mikoriza abuskular, vesicular pada gubal yang diperoleh dari akar pohon Aquilaria malaccensis.
d. Jamur Fusarium lateritium, Fusarium popullaria, Fusarium rhinocledeilla, Fusarium rizoctonia, Fusarium oxisporium, Fusarium bulbigenum, dan Fusarium botryodiplodia.
e. Fusarium lateritium merupakan mikroba yang lebih efektif dalam memacu pembentukan gubal gaharu pada pohon Gyrinops versteegii. Jamur tersebut lebih efektif daripada jamur Fusarium popullaria. Semua jenis Fusarium dapat membentuk gubal, terutama Fusarium lateritium.
f. Jamur Lasiodiploda sp.
g. Jamur Libertella sp.
h. Jamur Trichoderma sp.
i. Jamur Thielaviopsis sp.
j. Jamur Phytium sp.
k. Jamur Scytalidium sp.
Cara lain mendapatkan gubal gaharu adalah mirip dengan pembuatan gaharu sisip, yaitu potongan gubal gaharu kecil dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat dengan bor ke dalam pohon, kemudian lubang ditutup dengan lilin. Potongan gubal gaharu berfungsi sebagai inokulan pada pohon gaharu yang masih sehat. Namun, cara tersebut tidak banyak dilakukan dan yang umum dilakukan adalah dengan menyuntikan Fusarium lateritium.
Pemberian zat stressing agent, yaitu zat pengatur tumbuh yang dapat memanipulasi atau mengkondisikan system pertahanan pohon melemah sehingg mempercepat terjadinya infeksi yang dapat membentuk gubal gaharu. Pemberian zat stressing agent telah dicoba untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Agar tanaman gaharu stress, dapat pula dilakukan dengan cara melukai pohon atau memasukkan karbit ke dalam lubang yang dibuat pada batangnya. Biasanya, Fusarium, masuk kedalam tubuh tananam secara alami dan membentuk gubal gaharu secara alami juga.
Teknik dan Cara Inokulasi Gaharu dengan Sistem Infus
- Pertama siapkan Inokulan cair, Ingat pastikan bahwa jenis inokulan yang akan digunakan harus sudah lulus uji dengan sitem infus karena tidak semua jenis inokulan cocok untuk sistem infus. Pelajari Karakter Inokulan Gaharu
- Kedua Dosis yang digunakan jangan sampai over dosis. Ini adalah salah satu teknik Inokulasi dengan cara infus.
- Borlah dengan kemiringan maksimal 20 derajat saja.
- Bor dengan kedalaman 1/4 pohon diamter dibawah 25 cm untuk diatas itu cukup kedalaman anatara 7-9 cm saja yakni mencapai empulur kayu
- Bisa mengunakan slang infus yang bisa dibeli apotik mamun bisa mengunakan botol bekas seperti tanpak pada gambar. buatlah dengan rapi jangan sampai bocor.
- Besarnya mata bor sesuaikan dengan besarnya selang infus yang akan digunakan tanpak pada gambar ini mengunakan bor 16 mm. Namun saran saya gunakan bor 8 mm saja dengan pipa stanles 8 mm.
- Pasang Pipa dengan ukuran yang sama pula dengan ukuran slang infus di tempat bekas bor .
- Masukkan ujung slang infus kedalam pipa yang telah kita pasang di bekas boran lem dengan rapi, anda bisa mengunakan lilin malam atau silikon.
- Untuk Pohon gaharu diamter 17 cm tinggi 7 M. gunakan dosis 1 liter (inokulan dari kami).
- Semakin besar Pohon Gaharu maka semakin besar pula kebutuhan akan inokulan. Untuk pohon yang Lebih besar anda bisa menanyakan langsung lewat komentar atau telpon. Hasil dari Inokulasi dengan sistem infus adalah gubal gaharu dalam bentuk log dan untuk pembuatan bahan sulin dalam proses pembuatan minyak gaharu. Dengan teknik ini kita bisa mendapatkan gubal gaharu yang leih banyak.
Ada tiga hipotesa tentang bagaimana proses terbentuknya Gubal Gaharu yaitu:
- Hipotesa Patologi, Sebagian para ahli menduga bahwa Gubal Gaharu atau resin gaharu terbentuk sebagai respon pohon gaharu terhadap infeksi cendawan yang mengakibatkan keluarnya resin. Dalam hal ini Jamur memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan resin. Resin yang terbentuk tidak dikeluarkan dari pohon, melainkan disimpan dalam jaringan kayu sehingga jaringan kayu yang putih dan bertekstur halus bagian pohon tersebut berubah menjadi berat, keras dan beraroma harum. Pohon Gaharu yang sehat tidak pernah memproduksi resin dalam istilah kimia disebut kelompok sesquiterpenoid sebagai metabolit sekunder yang beraroma harum dari pohon tersebut.Banyaknya resin tergantung dari Jenis jamur, tingkat infeksi jamur pada pohon gaharu, dan lamanya masa infeksi.
- Hipotesa Pelukaan dan Patologi, berpendapat bahwa gubal gaharu terbentuk darihasil mekanisme pertahanan tanaman terhadap luka, patahan atau searangan serangga yang kemudian di jangkiti oleh jamur. Dalam hal ini Pelukaan memegang peranan utama dalam pembentukan gubal gaharu diikuti oleh infeksi cendawan yang cenderung sebagai faktor pendukung saja. Seperti Proses terbentuknya gubal gaharu yang selama ini dikenal masyarakat Indonesia adalah dengan memberikan pelukaan dengan berbagai cara seperti, memasak dengan pasak dari bambu, menakuk, mengapak dan membiarkanya terbuka sehingga memberikan peluang mikroorganisme yang ada di alam untuk menginfeksi pohon tersebut secara alami. Ada juga dengan cara memberikan pelukaan dan kemudian memasukkan benda tertentu seperti terasi, gula merah, dan madu.
- Hipotesa non patologi menyimpulkan bahwa pembentukan gubal gaharu adalah sebagai respons pertahanan tanaman terhadap pelukaan. hipotesa ini muncul karena adanya anggapan bahwa pembentukan gubal gaharu berasosiasi dengan adanya perubahan sitologi pada sel parenkim hidup pada kayu setelah dilukai. Perubahan fisiologi akibat pelukaan dianggap cukup untuk menginduksi pembentukan gubal gaharu pada Pohon gaharu sehat. Perubahan yang dimaksud adalah pengurangan jumlah pati pada sel parenkim diikuti dengan proses akumulasi subtansi tertentu pada vacuola dan perubahan matric sitoplasma yang dianggap sangat berhubungan dengan pembentukan gubal gaharu. Menurut penelitian yang selama ini dilakukan oleh para ahli berpendapat bahwa komponen penyusun gubal gaharu termasuk dalam golongan sesquiterponoid. Yakni metabolik skunder golongan sesquiterponoid pada pohon gaharu di bentuk oleh jalur asam asetat mevolonat. Tanaman gaharu dapat mensintesis dan mengakumulasi metabolit sekunder sebagai respon terhadap infeksi oleh agens tertentu, rangsangan fisiologi maupun keadaan stress. Hal ini dilakukan pohon gaharu sebagai upaya mempertahankan diri dari berbagai serangan tersebut.
Comments
Post a Comment