Cara Simpan Dedak, Bahan Pakan Ternak Yang Cepat Rusak
TEKNIK MENYIMPAN KATUL DAN DEDAK SUPAYA BISA DISIMPAN LAMA S/D 24 BULAN
I. PELET
1. Dalam bentuk pelet, katul dan atau dedak bisa disimpan relatif lama, sampai dengan 6 bulan;
2. Diproses melalui dikukus pakai uap panas (steam wet) sampai dengan 80* C;
3. Perlu biaya investasi banyak, tapi bisa digunakan untuk produksi masal;
4. Sebelum dipelet, bisa ditambahkan anti jamur dan atau antioksidan;
5. Disimpan di dalam karung baru (bukan karung bekas pakai) supaya tidak kena pencemaran;
6. Biayanya Rp 400 - 500,-/kg;
7. Cara ini jarang diterapkan oleh peternak kecuali oleh pabrikan untuk tujuan ekspor.
II. FERMENTASI
1. Katul dan atau dedak yang difermentasi secara tertutup bisa disimpan jauh lebih lama, bisa sampai dengan 24 bulan dalam kondisi tertutup atau kedap;
2. Biaya investasinya sedikit, hanya perlu menyediakan wadah untuk fermentasi (fermentor) sesuai dengan kebutuhan;
3. Katul dan atau dedak yang difermentasi, kualitasnya menjadi lebih baik, kadar protein dan daya cernanya meningkat, dan steril asal semua prosesnya steril;
4. Tanpa mesin pun, proses fermentasi tertutup bisa dikerjakan secara manual, pakai sekrop dan atau cangkul;
5. Harga katul yang difermentasi justru bisa lebih murah -/+ 5% dibanding sebelum difermentasi;
6. Bila pemakaiannya sebatas maksimum 10%, tidak perlu dikeringkan dulu saat dicampur dengan bahan baku yang lain dimana kadar air pakan komplitnya akan menjadi -/+ 13,8%. Sedikit di atas SNI, kadar air pakan jadi siap pakai maksimum 14%;
7. Karena kadar air katul dan atau dedak yang difermentasi 25-30%, bila pemakaiannya lebih dari 10%, perlu dikeringkan dulu dengan cara diangin-anginkan sebelum dicampur dengan bahan baku yang lain (jagung giling dan konsentrat) supaya kadar air di pakan komplitnya tidak lebih dari 14%.
TEKNIK FERMENTASI KATUL DAN ATAU DEDAK
1. Sediakan wadah untuk fermentasi (fermentor), bisa berupa drum plastik lubang atas lebar, berpenutup, pakai cincin pengunci, kapasitas 150 liter, jumlahnya sesuai kebutuhan untuk pemakain minimum 6 bulan. Bisa juga membuat bak (jedhingan) dari batu merah, batako atau beton cor, dengan ukuran dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Misal, lebar 1 m, panjang 2 m dan tinggi 1,5 m;
2. Sediakan wadah 1 buah timba ukuran 50 liter dan alat pengaduk dari kayu atau plastik, jangan pakai logam;
3. Katul dan atau dedak atau campuran keduanya, jumlahnya sesuai kebutuhan selama 6 – 8 bulan, dan sesuai kemampuan keuangan masing-masing peternak;
4. Air steril tanpa klorinasi, bisa menggunakan air yang dimasak dulu sampai mendidih dan sudah didinginkan atau pakai air dari depo air isi ulang. Dengan menggunakan air steril, untuk menghindari terjadinya pencemaran oleh mikroba lain yang patogen. Kita tidak perlu berspekulasi dengan adanya bakteriosin yang dihasilkan oleh probiotika. STERIL ADALAH HARGA MATI;
5. Sediakan probiotika yang kerjanya terutama :
> SELULOLITIK (memecah serat kasar selulosa dan hemi selulosa);
> LIGNOLITIK (memecah serat sangat kasar lignin);
> Amilolitik, lipolitik dan proteolitik;
6. Satu-satunya persediaan probiotika yang memenuhi syarat adalah Win_Prob In Vitro/Vivo. Dengan perbandingan yang tepat, keduanya akan bekerja sama secara simultan.
CARA KERJANYA
1. Semua wadah dan alat yang akan dipakai untuk fermentasi harus sudah dibersihkan, dicuci pakai deterjen, disterilkan pakai klorinasi atau desinfektan, kemudian dibilas pakai air steril (air isi ulang), terakhir dikeringkan. Termasuk tangan dan alas kaki tenaga kerja yang mengerjakan, disterilkan. Hal ini supaya tidak ada resiko pencemaran oleh mikroba yang patogen. STERIL ADALAH HARGA MATI;
2. Bila mencampurnya secara manual pakai sekrop dan atau cangkul, lantai harus dibersihkan dan disterilkan pakai klorinasi atau desinfektan, biarkan kering, baru dipakai. STERIL ADALAH HARGA MATI;
3. Bila mencampurnya pakai mesin pencampur (mixer), dibersihkan dan disterilkan dulu, baru dipakai. STERIL ADALAH HARGA MATI;
4. Gula pasir/putih dilarutkan dulu ke air steril sampai larut semua atau bisa juga pakai molase, bisa langsung dipakai;
5. Larutan gula atau molase dan probiotika Win_Prob In Vitro/Vivo, dimasukkan ke dalam air steril di dalam timba yang sudah bersih dan steril, diaduk rata;
6. Komposisi :
6.1. Katul atau dedak kering @ Rp 2.500,-/kg ..... 105 kg = Rp 262.500,-
6.2. Air steril (bisa dari depo air isi ulang) @ Rp 200,- ..... 31,5 liter = Rp 6.300,-;
6.3. Win_Prob In Vitro/Vivo @ Rp 35.000,-/liter, franco ..... 0,5 liter = Rp 17.500,-;
6.4. Molase @ Rp 4.000,-/liter, eceran ..... 3 kg = Rp 12.000,-;
Total 140 kg = Rp 298.300,- @ Rp 2.130,-, setara dengan 85,2% dibanding harga katul mentahnya.
Catatan : kadar air dari campuran tsb di atas 30% (+/- 2%).
7. Bila mencampurnya manual, katul atau dedak dihampar di atas lantai yang sudah bersih dan steril, setebal sejengkal, -/+ 20 cm, bagian tengahnya dibuat seperti kawah. Masukkan larutan molase dan probiotika (nomor 6) ke kawah katul atau dedak, kemudian diaduk-aduk sampai rata. Untuk kontrol, hasil adukan diambil segenggam, digenggam kuat, kemudian genggaman dibuka. Adukan tetap menggumpal tapi telapak tanga tidak ber-air. Pas, kadar air -/+ 30%;
8. Bila mencampurnya pakai mixer, hidupkan mesin mixer, masukkan katul atau dedak ke dalam mixer. Sambil mixer berjalan, tuangkan larutan molase + probiotika + air steril ke dalam mixer yang sudah ada dedan dan atau katulnya. Bila pakai mixer horisontal, hanya perlu waktu 4 – 5 menit saja mencampurnya;
9. Hasil adukan dimasukkan ke dalam drum fermentor kapasitas 150 liter. Tiap 5 sekrop diinjak-injak sampai padat. Semakin padat semakin baik. Demikian seterusnya sampai penuh, rata permukaan drum. Kemudian ditutup rapat sampai kedap. Disimpan dalam posisi dibalik, tutupnya di bawah agar benar-benar kedap;
10. Biarkan terfermentasi tertutup ini selama minimum 4 minggu. Perlu waktu pemeraman (fermentasi tertutup) minimum 4 minggu ini untuk menghasilkan jumlah sel probiotika setinggi-tingginya, yaitu 2 x 10 pangkat minimum 10 (>10 milyar/gram). SNI 2 x 10 pangkat 8 (100 juta/gram);
11. Bila mau pakai campuran <10%, tidak perlu dikering. Bila pakainya >10%, mesti dikering dulu. Bisa dengan cara dihampar atau diangin-anginkan dulu selama 4-5 jam.
12. Bila tidak mau repot mengeringkan, bisa dengan cara pakai katul atau dedak fermentasi dan yang kering.
Misal, bila mau pakai katul atau dedak 15%, maka bisa pakai katul fermentasi 10% (basah, mamel) + katul non fermentasi (kering) 5%.
CATATAN :
1. Katul atau dedak fermentasi yang sudah matang, baunya harum, manis dan asam seperti bau tape singkong (peuyem) dan teksturnya lembut dan warnanya kecoklatan;
2. Proses ini saya rekomendasi bila menggunakan Win_Prob In Vitro, maka hasilnya akan baik dan benar. Bila pakai probiotika lain, saya tidak bisa merekomendasi hasilnya;
3. Hasilnya, peternak belanja bahan baku pakan katul dan atau dedak, pada saat panen saja dimana harganya sedang murah-murahnya. Nantinya secara rata-rata tahunan, harga pakannya bisa lebih murah dan tidak perlu kelabakan membeli katul pada saat tidak panen dimana barangnya langka dan harganya mahal. Ini benar-benar solusi agar usaha peternakan menjadi lebih ekonomis. Siap bersaing pada era MEA.
Sumber fb mukti abadi
Comments
Post a Comment