Cara Tanam Sistem Aeroponik, Menggunakan Irigasi Sprinkle

Hasil Pengembangan Dari Sitem Tanam Hidroponik Dengan Menggunakan Cara Irigasi Sprinkle, Muncul Sistem Baru Cara Penanaman Aeroponik 
Pengertian cara tanam sistem aeroponik. Aeroponik adalah teknik menanam di udara di mana akar terekspos langsung di udara. Tidak ada media yang menopang akar tanaman pada sistem aeroponik. Akar mendapat air dan nutrisi dari pengkabutan atau spraying pada ruang perakaran. Aeroponik berbeda dari hidroponik pada umumnya. Aeroponik adalah evolusi dari hidroponik yang lebih efisien dan dapat mengatasi kekurangan dari sistem hidroponik. Sistem aeroponik menawarkan tanaman tumbuh lebih cepat serta penggunaan air dan pupuk lebih hemat dari sistem hidroponik.
 

Sistem Aeroponik

Kata aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi sederhananya sistem menanam menggunakan teknik aeroponik merupakan suatu cara bercocok tanam di udara tanpa melibatkan penggunaan tanah. Sebenarnya kalau melihat proses yang sesungguhnya di lapangan, teknik aeroponik lebih tepatnya merupakan suatu tipe hidroponik (memberdayaakan air) karena air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Cara menyemprotkan air dan nutrisi diantaranya menggunakan irigasi sprinkler.

Prinsip dan Cara Kerja Sistem Aeropnik

Penjelasan Cara Kerja Sistem Aeroponik: Penggunaan sprinkler dapat menjamin ketepatan waktu penyiraman, jumlah air dan keseragaman distribusi air di permukaan tanah secara terus-menerus selama produksi tanaman dengan masukan tenaga kerja rendah. Cara tersebut dapat menciptakan uap air di udara sekeliling tanaman serta memberikan lapisan air pada akar, sehingga menurunkan suhu sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi. Sistem pancaran atau pengabutan dapat diatur secara intermittend, nyala-mati (on-off) bergantian menggunakan timer, asal lama mati (off) tidak lebih dari 15 menit karena di khawatirkan tanaman akan layu. Bila pompa dimatikan, butiran larutan yang melekat pada akar dapat selama 15 – 20 menit. Pancaran atau pengabutan juga dapat hanya diberikan pada siang hari saja. Namun, cara ini kurang dianjurkan karena kesempatan pemberian nutrisi pada tanaman menyusut.
Secara umum ada tiga jenis sistem aeroponik; tekanan rendah (simpel), tekanan tinggi (menengah), dan sistem aeroponik komersial.

Sistem aeroponik tekanan rendah adalah sistem yang cukup mudah untuk dipraktekkan. Tetapi tentu saja karena sederhana konsekuensinya tidak terlalu efektif. Teknik ini menggunakan air nutrisi yang disemprotkan dengan pompa kecil / jet untuk memberikan nutrisi ke tanaman.

Sistem aeroponik tekanan tinggi menggunakan pompa tekanan tinggi yang menyemprotkan larutan yang kaya nutrisi ke akar. Sistem ini juga dirancang dengan perangkat untuk pemurnian udara/air, polimer khusus, dan metode sterilisasi hara.
Sistem aeroponik yang lebih efisien adalah sistem aeroponik bertekanan tinggi (HPA). Sistem aeroponik jenis ini lah yang dikembangkan oleh NASA untuk penelitian menanam di luar angkasa. Sistem ini awalnya membutuhkan alat-alat yang mahal dan susah dicari untuk membuatnya.
Sistem aeroponik komersial lebih canggih lagi. Selain menggunakan pompa tekanan tinggi, juga menggunakan sistem yang lebih kompleks dari matriks biologis. Perangkat yang ada umumnya terdiri dari pompa bertekanan teknologi, sistem anti-penyakit, alat pemanas dan pendingin, lampu untuk cahaya buatan, dan proses yang otomatis serta berjalan terus menerus.

Contoh Jenis Tanaman Aeroponik
Jenis tanaman yang umumnya ditanam secara aeroponik diantaranya adalah selada, kangkung dan bayam. Jenis tanaman yang sering dibudidayakan secara aeroponik pada umumnya berupa sayuran daun yang waktu panennya sekitar satu bulan setelah pindah tanam.
Add caption

Alat Bahan dan Media Tanam Aeroponik
Alat – alat yang digunakan dalam teknik aeroponik ini antara lain sebagai berikut :
1. Jaringan Irigasi Sprinkler
2. Jet Pump (pompa air)
3. Nozzle Sprinkler
4. Pipa Paralon/PVC
5. Pipa Etilen
6. Rokcwool
7. Styrofoam
8. Larutan Nutrisi
9. Bibit Tanaman

Prinsip pengaplikasian dari sistem aeroponik secara sederhana adalah sebagai berikut :
Siapkan Styrofoam dan buatlah lubang-lubang tanam dengan jarak kurang lebih 15 cm. Buatlah ganjal busa atau bisa menggunakan rockwool untuk meletakkan semaian sayuran yang nantinya ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman sayuran ini nantinya akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah styrofoam terdapat sprinkler (alat pengabut) yang memancarkan kabut larutan nutrisi ke atas hingga mengenai akar.

Cara Kerja penggunaan sprinkler dapat menjamin ketepatan waktu penyiraman, jumlah air dan keseragaman distribusi air di permukaan tanah secara terus-menerus selama produksi tanaman dengan masukan tenaga kerja rendah. Cara tersebut dapat menciptakan uap air di udara sekeliling tanaman serta memberikan lapisan air pada akar, sehingga menurunkan suhu sekitar daun dan mengurangi evapotranspirasi.

Sistem pancaran atau pengabutan dapat diatur secara intermittend, nyala-mati (on-off) bergantian menggunakan timer, asal lama mati (off) tidak lebih dari 15 menit karena di khawatirkan tanaman akan layu. Bila pompa dimatikan, butiran larutan yang melekat pada akar dapat bertahan kurang lebih selama 15 menit. Pancaran atau pengabutan juga dapat diberikan hanya pada waktu siang hari saja. Namun, cara ini kurang dianjurkan karena kesempatan pemberian nutrisi pada tanaman menjadi kurang maksimal.

Keuntungan dari Sistem Aeroponik
Sistem aeroponik dapat memberikan manfaat bagi petani yang tidak mempunyai lahan, karena aeroponik tidak membutuhkan tanah, tetapi media tanam yang berupa styrofoam yang akarnya menggantung di udara. Sehingga bisa dijadikan sebagai lahan di pekarangan rumah.
Karena akar otomatis langsung kontak dengan udara, akar dengan mudah mengambil oksigen langsung dari udara. Sehingga akar tanaman lebih cepat menyerap hara dan air dari semprotan kabut nutrisi. Maka dari itu, tanaman yang ditumbuhkan dengan metode aeroponik dapat tumbuh lebih cepat dibanding hidroponik biasa karena aerasi yang ideal ini.
Selain itu, sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang baik, higienis, sehat, segar,renyah, beraroma, dan disertai citarasa yang tinggi. Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah ke atas. Oleh karena itu, sistem aeroponik mulai banyak dikembangkan di Indonesia.

Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga sampai ke akar, butiran akan menambat oksigen dari udara hingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat. Dengan demikian proses respirasi pada akar dapat berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi. Selain itu dengan pengelolaan yang terampil, produksi dengan sistem aeroponik dapat memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

Teknik aeroponik membantu lingkungan dengan menghemat air, mengurangi jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat, dan cenderung aman untuk dikonsumsi. Karena akar menggantung di udara, tanaman menerima lebih banyak udara.

Comments

Popular posts from this blog

Jenis Burung Dengan Ekor Terpanjang dan Indah

Cara Membedakan Murai Batu Jantan dan Betina Berdasarkan Ciri-cirinya

Cara Booster Tanaman Kelengkeng Agar Cepat Berbuah