Bahan Baku Pakan Ternak Sumber Protein
Pakan Ternak wajib mengandung zat yang satu ini, protein. Protein sangat dibutuhkan ternak mulai dari sejak lahir yang didapatkan dari susu induknya, masa pertumbuhan ternak hingga masa-masa dewasa ternak dan siap dipotong.
Protein sangat berguna dalam pembentukan masa otot pada ternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba. Protein juga sangat dibutuhkan dalam pakan ternak unggas untuk meningkatkan produksi telur dan pertumbuhan bobot ayam pedaging.
Apa saja bahan-bahan baku pakan yang bermanfaat sebagai sumber protein?
Yang dimaksud dengan bahan pakan sumber protein (Klas 5) adalah bahan pakan yang memiliki Serat kasar <18% dan kandungan protein atau Protein kasar >20%.
Berikut Beberapa macam dan Jenis Bahan pakan ini dapat merupakan sumber protein:
Protein nabati,berasal dari tanaman: Kacang-kacangan, Bungkil (hasil ikutan pabrik minyak tanaman)
Protein hewani
Bahan Baku Pakan Ternak Sebagai Sumber Protein Asal Tanaman
Kacang-kacangan
Kacang Kedele (Glycine max) Tertinggi nilainya sebagai bahan pakan, karena kadar PK dan asam amino essensialnya tinggi
Protein kedelai disebut glycinine; susunannya mendekati protein susu → caseine dari tanaman
Glycinine → kandungan lycine & trypthopan tinggi
Untuk unggas, sapi perah, babi Pada babi → lemak lunak
Penyimpanan kacang kedelai, kadar air <15%
Pemberian: dipecah / digiling
Untuk sapi: tidak perlu dipanaskan dulu
Untuk unggas & babi: harus dipanaskan untuk menghilangkan faktor penurunan nilai pakan
Pemberian pada sapi dalam jumlah banyak: perlu ditambah vitamin A
Kedelai yang telah ditumbuk tidak dapat disimpan dalam iklim panas
Kedelai mengandung: Tripsin inhibitor
Untuk mencegah aktivitas enzim pencernaan trypsin, biji kedele mentah dipanaskan, tetapi jangan terlalu panas & lama, karena akan merusak asam amino essensial
Urease: enzim yang dapat melepaskan amonia dari urea → kedelai mentah sebaiknya tidak diberikan ternak bersama urea
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Tertinggi kadar lemaknya di antara kacang-kacangan
Harga mahal → jarang diberikan ke ternak → konsumsi manusia
Kacang tanah berjamur → toksik (beracun)
Aflatoxin pada kacang tanah
Aflatoxin, dihasilkan oleh jamur Aspergilus flavus ditandai kacang akan hilang warna → pucat / putih
Jamur tumbuh pada temperatur 30 – 35 oC
Bila kedap air:
kacang: >9%
bungkil: >15%
Pencegahan: Saat panen jangan pecah / rusak dan segera dikeringkan → disimpan dalam kelembaban rendah
Bungkil
Adalah hasil ikutan prosessing biji-bijian, khususnya kacang-kacangan setelah diambil minyaknya
Yang tertinggal:
protein kasar (PK)
serat kasar (SK)
beberapa pati
mineral
Kandungan PK bungkil lebih tinggi daripada bahan asalnya
PK bungkil asal kacang-kacangan lebih baik daripada asal biji-bijian (cerealia)
Kualitas bungkil tergantung prosessing (banyak-sedikitnya minyak yang tertinggal serta kemurnian bahan asal
Prosessing:
pengepresan (mekanik) → hidrolik atau manual
pakai pelarut lemak (solvent)
Bungkil Kacang Tanah
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak kacang tanah
Hanya di daerah tertentu penghasil minyak/bungkil kacang tanah
Defisiensi lysin
Selain untuk bahan pakan babi juga untuk sapi & unggas
Media yang baik untuk tumbuhnya Aspergilus flavus → aflatoxin B & G (Blue & Green)
Yang paling hebat: B1 → bersifat karsinogenik
Pada babi disebut mikotoksin:
kulit pucat
nafsu makan turun
enzim alkali fosfatase dalam serum naik → dapat mereduksi konsentrasi vitamin A dalam hati → hati pucat (diskolorisasi)
Bungkil Kedelai (Glycine max, Glycine soya)
Hasil ikutan pabrik minyak kedelai
Terbaik kualitasnya diantara macam bungkil karena asam amino glycine
Daerah-daerah tertentu penghasil bungkil
Untuk ternak babi lebih baik dimasak dahulu
→ dapat menyebabkan lemak lembek bila
diberikan > 10% dalam ransum
→ anti trypsin
→ Hemoglutinin
→ aglutinasi (penggumpal)
sel darah merah (in vitro)
Bungkil Kelapa(Cocos nucifera)
Hasil ikutan ekstraksi daging kelapa kering (kopra)
Lebih mudah didapat
Defisiensi lysin
Minyak 1 – 22%
1000 kelapa → 180 kg kopra → 110 kg minyak; 55 kg bungkil
Terlalu lama disimpan dan >> minyak → dapat terjadi ketengikan (ransiditas) → diare
Pada sapi perah → lemak susu tinggi
Untuk sapi: 1,5 – 2 kg/hari
Untuk ransum babi tidak lebih dari 20% → lemak tubuh lembek
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak sawit
Banyak terdapat di Sumatera
Ada 2 macam bungkil kelapa sawit:
Bungkil kelapa sawit berikut kernelnya
Bungkil inti sawit
Untuk:
sapi perah → susu
babi → lemak tubuh keras
1 pohon → ± 500 buah (umur ±7 tahun)
Tidak mengandung gossipol, tetapi cyclopropenoid
Ayam → 2% dalam campuran ransum
Bila >2% → laju pertumbuhan ↓
daya tetas telur ↓
Babi → lemak tubuh menjadi lunak
Diamkan sehingga terjadi penjendalan, keringkan & giling
Kandungan PK sampai 40%; dapat sebagai substitusi tepung ikan
Sumber Protein Asal Hewani
Digunakan sebagai pelengkap pakan monogastrik yang pakan basalnya dari bijian / tumbuhan (nabati)
Menyeimbangkan asam amino (lysin, methionine, trypsin) dan vitamin B12, Ca dan P
Perlu untuk monogastrik
Untuk herbivora, terutama ruminansia, tidak perlu
Harga mahal (jumlah kecil)
Unidentified growth & hatchability factors
Bahan Baku Pakan Asal Ternak Sebagai Sumber Protein
Susu
Terutama diberikan sewaktu belum disapih
Sumber protein, vitamin, mineral, dan laktosa
Bahan baku berasal dari sisa-sisa pemotongan ternak di RPH
Sumber protein & mineral
Terutama untuk unggas & babi
Susunan nutrien bervariasi, tergantung bahan bakunya
Tepung Daging (Meat Meal)
Bahan bakunya seperti tepung hewan, sisa-sisa daging
Belum banyak diusahakan
Sumber protein & vitamin B12
Bahan baku diperoleh di rumah potong
Sumber protein
Defisiensi isoleusin, arginine, methionine
Ca & P rendah
Volume darah ternak 7 – 9% BB
Pemakaian 2 – 3% dalam ransum
Dibuat dari ternak afkir dari peternakan besar( misal: Australia)
Selain mengandung tepung tulang, kandungan gizi juga tergantung pada cara pengolahan:
direbus → kadar PKnya masih tinggi
dibakar → hanya tinggal mineralnya
Asal Ikan
Tepung Ikan
Bahan baku ikan laut / tawar atau sisa-sisanya
Kualitas tergantung macam ikan dan pengolahan
Kebanyakan untuk ransum unggas, tidak lebih dari 10%
AA: arginin, glycine, leucine, valine
Tipe Ikan:
a. Low oil – low protein
<5% <15%
b. Low oil – high protein
5% 15 – 20%
c. Low oil – very high protein
<5% >20%
d. Medium oil – high protein
5 – 15% 15 – 20%
e. High oil – low protein
>15% <15%
Tepung Udang
Bahan baku kebanyakan dari kepala dan kulit udang (udang laut / tawar)
Tepung udang jarang tersedia
Kepala udang ±44% seekor udang
Kandungan mineral tinggi
Udang keseluruhan (whole) mengandung ±10% chitin
Kepala & cangkang mengandung ±50% chitin
Bulu
Hasil bulu 16% dari poultry; dapat digunakan sebagai sumber protein
Protein bulu disebut: keratin; mengandung 14 – 15% cystine, sangat sukar larut & dicerna
→ dihidrolisis dulu, dimasak dengan autoclav dengan tekanan uap 15 – 20 lb selama 1 jam (345 kPa)
→ dikeringkan dan digiling → kecernaan mencapai 70 – 80%
Autoclaving menurunkan cystine 5 – 6%
Defisiensi: lysine, methionine, tryptophan
Isi Rumen
Limbah pemotongan ternak ruminansia
Isi rumen sapi berat 350 kg → ±30 kg → dikeringkan, dibuat silage
Dapat dipres, filtratnya dikeringkan untuk pakan unggas, sedangkan residunya (ampas) dapat digunakan untuk pakan ruminansia
Hasil Peternakan Ayam
Hasil dari peternakan ayam ada 2:
N anorganik (NPN) + sumber energi (KH non struktural) → protein (N organik)
Biaya instalasi mahal → hindari kontaminasi bakteri patogen / toksik
Nilai biologis protein rendah, karena terdiri atas asam nukleat, kecernaan rendah (monogastrik)
Penggunaan: babi 10 – 15 %, unggas 20%, milk replacer >25%
a. Bakteri
Misal: Methanomonas methanica S.
Methan sebagai sumber energi + air + mineral + urea + udara → biomassa
Penanganan limbah → produksi 12 g SCP basah/3 hari/liter
b. Algae
Misal: Chlorela vulgaris (medium asam)
Pemisahan centrifugasi, spirulina maxima (medium garam, alkalis)
Penyaringan (14 g kering/m2/hari)
c. Yeast
Misal: Petroleum yeast → Candida lypolytica
Parafin sisa pemurnian minyak difermentasikan (1,6 g/l; CP 64%)
Minyak mentah → 10% parafin + 90 % minyak difermentasikan, pemisahan centrifugasi (CP 69%)
Protein sangat berguna dalam pembentukan masa otot pada ternak ruminansia seperti sapi, kambing dan domba. Protein juga sangat dibutuhkan dalam pakan ternak unggas untuk meningkatkan produksi telur dan pertumbuhan bobot ayam pedaging.
Apa saja bahan-bahan baku pakan yang bermanfaat sebagai sumber protein?
Yang dimaksud dengan bahan pakan sumber protein (Klas 5) adalah bahan pakan yang memiliki Serat kasar <18% dan kandungan protein atau Protein kasar >20%.
Berikut Beberapa macam dan Jenis Bahan pakan ini dapat merupakan sumber protein:
Protein nabati,berasal dari tanaman: Kacang-kacangan, Bungkil (hasil ikutan pabrik minyak tanaman)
Protein hewani
Bahan Baku Pakan Ternak Sebagai Sumber Protein Asal Tanaman
Kacang-kacangan
Kacang Kedele (Glycine max) Tertinggi nilainya sebagai bahan pakan, karena kadar PK dan asam amino essensialnya tinggi
Protein kedelai disebut glycinine; susunannya mendekati protein susu → caseine dari tanaman
Glycinine → kandungan lycine & trypthopan tinggi
Untuk unggas, sapi perah, babi Pada babi → lemak lunak
Penyimpanan kacang kedelai, kadar air <15%
Pemberian: dipecah / digiling
Untuk sapi: tidak perlu dipanaskan dulu
Untuk unggas & babi: harus dipanaskan untuk menghilangkan faktor penurunan nilai pakan
Pemberian pada sapi dalam jumlah banyak: perlu ditambah vitamin A
Kedelai yang telah ditumbuk tidak dapat disimpan dalam iklim panas
Kedelai mengandung: Tripsin inhibitor
Untuk mencegah aktivitas enzim pencernaan trypsin, biji kedele mentah dipanaskan, tetapi jangan terlalu panas & lama, karena akan merusak asam amino essensial
Urease: enzim yang dapat melepaskan amonia dari urea → kedelai mentah sebaiknya tidak diberikan ternak bersama urea
Hasil analisis:
BK = 88% EE = 16%
PK = 38% Abu = 5,8%
SK = 8% ETN = 32%
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Tertinggi kadar lemaknya di antara kacang-kacangan
Harga mahal → jarang diberikan ke ternak → konsumsi manusia
Kacang tanah berjamur → toksik (beracun)
Aflatoxin pada kacang tanah
Aflatoxin, dihasilkan oleh jamur Aspergilus flavus ditandai kacang akan hilang warna → pucat / putih
Jamur tumbuh pada temperatur 30 – 35 oC
Bila kedap air:
kacang: >9%
bungkil: >15%
Pencegahan: Saat panen jangan pecah / rusak dan segera dikeringkan → disimpan dalam kelembaban rendah
Komposisi kimia
BK : 92% EE : 48%
PK : 33% Abu : 2,6%
SK : 1,8% ETN : 15%
Bungkil
Adalah hasil ikutan prosessing biji-bijian, khususnya kacang-kacangan setelah diambil minyaknya
Yang tertinggal:
protein kasar (PK)
serat kasar (SK)
beberapa pati
mineral
Kandungan PK bungkil lebih tinggi daripada bahan asalnya
PK bungkil asal kacang-kacangan lebih baik daripada asal biji-bijian (cerealia)
Kualitas bungkil tergantung prosessing (banyak-sedikitnya minyak yang tertinggal serta kemurnian bahan asal
Prosessing:
pengepresan (mekanik) → hidrolik atau manual
pakai pelarut lemak (solvent)
Bungkil Kacang Tanah
Merupakan hasil ikutan pabrik minyak kacang tanah
Hanya di daerah tertentu penghasil minyak/bungkil kacang tanah
Defisiensi lysin
Selain untuk bahan pakan babi juga untuk sapi & unggas
Media yang baik untuk tumbuhnya Aspergilus flavus → aflatoxin B & G (Blue & Green)
Yang paling hebat: B1 → bersifat karsinogenik
Pada babi disebut mikotoksin:
kulit pucat
nafsu makan turun
enzim alkali fosfatase dalam serum naik → dapat mereduksi konsentrasi vitamin A dalam hati → hati pucat (diskolorisasi)
Komposisi Kimia
BK : 84% EE : 12,5%
PK : 40,1% Abu : 6,2%
SK : 8,3% ETN : 32,9%
Bungkil Kedelai (Glycine max, Glycine soya)
Hasil ikutan pabrik minyak kedelai
Terbaik kualitasnya diantara macam bungkil karena asam amino glycine
Daerah-daerah tertentu penghasil bungkil
Untuk ternak babi lebih baik dimasak dahulu
→ dapat menyebabkan lemak lembek bila
diberikan > 10% dalam ransum
→ anti trypsin
→ Hemoglutinin
→ aglutinasi (penggumpal)
sel darah merah (in vitro)
Komposisi kimia
BK : 84,8% EE : 5,2%
PK : 46,7% Abu : 7,4%
SK : 7% BETN : 33,7%
Bungkil Kelapa(Cocos nucifera)
Hasil ikutan ekstraksi daging kelapa kering (kopra)
Lebih mudah didapat
Defisiensi lysin
Minyak 1 – 22%
1000 kelapa → 180 kg kopra → 110 kg minyak; 55 kg bungkil
Terlalu lama disimpan dan >> minyak → dapat terjadi ketengikan (ransiditas) → diare
Pada sapi perah → lemak susu tinggi
Untuk sapi: 1,5 – 2 kg/hari
Untuk ransum babi tidak lebih dari 20% → lemak tubuh lembek
Komposisi kimia
BK : 89,6% EE : 10,6%
PK : 20,8% Abu : 4,8%
SK : 25,8% BETN : 39,1%
Bungkil Kelapa Sawit Atau palm kernel cake (Elaeis guineensin)Merupakan hasil ikutan pabrik minyak sawit
Banyak terdapat di Sumatera
Ada 2 macam bungkil kelapa sawit:
Bungkil kelapa sawit berikut kernelnya
Bungkil inti sawit
Untuk:
sapi perah → susu
babi → lemak tubuh keras
Komposisi kimia
BK : 89,6% EE : 10,6%
PK : 19,7% Abu : 4,8%
SK : 4,8% BETN : 39,1 %
Bungkil Biji Kapok (Ceiba pentandra)1 pohon → ± 500 buah (umur ±7 tahun)
Tidak mengandung gossipol, tetapi cyclopropenoid
Ayam → 2% dalam campuran ransum
Bila >2% → laju pertumbuhan ↓
daya tetas telur ↓
Komposisi Kimia
BK : 83,9% EE : 6,7%
PK : 32,6% Abu : 8,3%
SK : 30,2% ETN : 22,2%
Bungkil Wijen (Sesamum orientale )
Kandungan PK tinggi
Jarang diberikan ke ternak, tetapi untuk manusia
Baik untuk sapi & babiBabi → lemak tubuh menjadi lunak
Komposisi kimia
BK : 93,5% EE : 13,5%
PK : 42,4% Abu : 12,8%
SK : 6,5% ETN : 24,8%
Konsentrat Protein Daun(Leaf concentrate protein)
Diperoleh dengan menggiling daun & mengepres hasil gilingan daun sampai keluar airnyaDiamkan sehingga terjadi penjendalan, keringkan & giling
Kandungan PK sampai 40%; dapat sebagai substitusi tepung ikan
Sumber Protein Asal Hewani
Digunakan sebagai pelengkap pakan monogastrik yang pakan basalnya dari bijian / tumbuhan (nabati)
Menyeimbangkan asam amino (lysin, methionine, trypsin) dan vitamin B12, Ca dan P
Perlu untuk monogastrik
Untuk herbivora, terutama ruminansia, tidak perlu
Harga mahal (jumlah kecil)
Unidentified growth & hatchability factors
Bahan Baku Pakan Asal Ternak Sebagai Sumber Protein
Susu
Terutama diberikan sewaktu belum disapih
Sumber protein, vitamin, mineral, dan laktosa
Komposisi kimia:
BK :12% EE :25%
PK :29,2% Abu :5,8%
SK : – BETN :40,0%
Tepung HewanBahan baku berasal dari sisa-sisa pemotongan ternak di RPH
Sumber protein & mineral
Terutama untuk unggas & babi
Susunan nutrien bervariasi, tergantung bahan bakunya
Tepung Daging (Meat Meal)
Bahan bakunya seperti tepung hewan, sisa-sisa daging
Belum banyak diusahakan
Sumber protein & vitamin B12
Komposisi kimia:
BK :91,8% EE :12,3%
PK :87,3% Abu :0,4%
SK :- BETN :-
Tepung Darah(Blood Meal)Bahan baku diperoleh di rumah potong
Sumber protein
Defisiensi isoleusin, arginine, methionine
Ca & P rendah
Volume darah ternak 7 – 9% BB
Pemakaian 2 – 3% dalam ransum
Komposisi kimia:
BK :90% EE :1,8%
PK :93,5% Abu :4,7%
SK :- BETN :-
Tepung Daging Tulang (Meat Bone Meal)Dibuat dari ternak afkir dari peternakan besar( misal: Australia)
Selain mengandung tepung tulang, kandungan gizi juga tergantung pada cara pengolahan:
direbus → kadar PKnya masih tinggi
dibakar → hanya tinggal mineralnya
Asal Ikan
Tepung Ikan
Bahan baku ikan laut / tawar atau sisa-sisanya
Kualitas tergantung macam ikan dan pengolahan
Kebanyakan untuk ransum unggas, tidak lebih dari 10%
AA: arginin, glycine, leucine, valine
Komposisi kimia:
BK : 84,6%EE :10,2%
PK :74,8% Abu :14,2%
SK :0,6% ETN :0,2%
Kualitas tepung ikan ditentukan cara pengolahan, diekstraksi atau tidak, mengingat kandungan EE bahan baku bervariasiTipe Ikan:
a. Low oil – low protein
<5% <15%
b. Low oil – high protein
5% 15 – 20%
c. Low oil – very high protein
<5% >20%
d. Medium oil – high protein
5 – 15% 15 – 20%
e. High oil – low protein
>15% <15%
Tepung Udang
Bahan baku kebanyakan dari kepala dan kulit udang (udang laut / tawar)
Tepung udang jarang tersedia
Kepala udang ±44% seekor udang
Kandungan mineral tinggi
Komposisi kimia:
BK :85,6% EE :3,2%
PK :54,2% Abu :29,3%
SK :13,3% ETN :–
PK kepala udang mengandung chitin yang tidak tercernaUdang keseluruhan (whole) mengandung ±10% chitin
Kepala & cangkang mengandung ±50% chitin
Bulu
Hasil bulu 16% dari poultry; dapat digunakan sebagai sumber protein
Protein bulu disebut: keratin; mengandung 14 – 15% cystine, sangat sukar larut & dicerna
→ dihidrolisis dulu, dimasak dengan autoclav dengan tekanan uap 15 – 20 lb selama 1 jam (345 kPa)
→ dikeringkan dan digiling → kecernaan mencapai 70 – 80%
Autoclaving menurunkan cystine 5 – 6%
Defisiensi: lysine, methionine, tryptophan
Komposisi kimia bulu yang telah dihidrolisis:
BK :93% EE :3,9%
PK :91,4% Abu :3,8%
SK :0,4% ETN :0.5%
Limbah Pemotongan TernakIsi Rumen
Limbah pemotongan ternak ruminansia
Isi rumen sapi berat 350 kg → ±30 kg → dikeringkan, dibuat silage
Dapat dipres, filtratnya dikeringkan untuk pakan unggas, sedangkan residunya (ampas) dapat digunakan untuk pakan ruminansia
Hasil Peternakan Ayam
Hasil dari peternakan ayam ada 2:
- Kotoran ayam (poultry manure).
- Kotoran ayam bercampur bulu dll. (poultry waste)
- Single Cell Protein
N anorganik (NPN) + sumber energi (KH non struktural) → protein (N organik)
Biaya instalasi mahal → hindari kontaminasi bakteri patogen / toksik
Nilai biologis protein rendah, karena terdiri atas asam nukleat, kecernaan rendah (monogastrik)
Penggunaan: babi 10 – 15 %, unggas 20%, milk replacer >25%
a. Bakteri
Misal: Methanomonas methanica S.
Methan sebagai sumber energi + air + mineral + urea + udara → biomassa
Penanganan limbah → produksi 12 g SCP basah/3 hari/liter
b. Algae
Misal: Chlorela vulgaris (medium asam)
Pemisahan centrifugasi, spirulina maxima (medium garam, alkalis)
Penyaringan (14 g kering/m2/hari)
c. Yeast
Misal: Petroleum yeast → Candida lypolytica
Parafin sisa pemurnian minyak difermentasikan (1,6 g/l; CP 64%)
Minyak mentah → 10% parafin + 90 % minyak difermentasikan, pemisahan centrifugasi (CP 69%)
Comments
Post a Comment